Kepada perempuan yang menunggu di ujung senja

 

Rindu.

Aku rindu padamu

Seperti siang yang merindukan senja

Panas dan menggelora

Tapi tak sampai membakar hati

Karena aku tahu

Rindumu padaku juga sama kadarnya

Bersabarlah

Karena siang ini tak berlangsung lama

Memang terik dan menyengat

Wajah wajah lusuh juga menampakan dirinya

Kepada perempuan yang menunggu di ujung senja

Yang menunggu malam dengan anggun

Bersabarlah

153 jam tak akan berlangsung lama

Senja demi senja juga akan berguguran selayaknya

Dan diujung siang nanti.

Ketika jam sudah berputar ratusan

Ketika rindumu sudah membuat gusar

Aku akan datang padamu

Membawa ketenangan, keteduhan, kenyamanan.

Aku,  malam.

 

 

Dear My Future Waifu

Dear my Future Wife

Untuk calon istriku kelak.

Apa kabarmu ?

Semoga kamu sehat selalu.

Selalu terjaga martabat dan kehormatan mu.

Untuk calon istriku kelak.

Semoga kamu rajin ibadah

Supaya bisa membimbing aku ibadah juga.

Tidak, aku bukan nya melupakan tuhan.

Tapi aku sedang mencari alasan, dan semoga kamu bisa memberikan.

 

Untuk calon istriku kelak.

Semoga engkau berdamai dengan masalalu mu.

Mungkin di masa lalu, banyak laki laki menghiasi harimu

Mengisi hatimu dengan hangatnya perhatian dan kasih sayang.

Mungkin juga di masa lalu, hatimu hancur berantakan

Saat hubungan sementara mu itu harus berhenti di tengah jalan.

Aku pun begitu.

Aku coba berdamai dengan masa lalu.

Masa lalu yang membuat aku sempat terpuruk.

Yang akhirnya malah semakin mendewasakan

 

Untuk calon istriku kelak.

Semoga kamu bisa masak.

Aku suka sekali makan.

Masakan pedas, gurih, asal jangan terlalu manis aku suka.

Ahh, tak masalah apapun itu asal kamu yang memasak, pasti aku lahap

Asal jangan masak capcay dan sayur rebung saja.

 

Untuk calon istriku kelak.

Aku harap kamu memaklumi kebiasaan ku tidur larut jika ada pertandingan sepakbola

Tapi jangan sungkan mengingatkan aku, untuk tidur.

Untuk calon istriku kelak.

Maafkan aku yang suka lupa waktu

Jika bertemu kawan lamaku.

Dan jangan pasang muka cemberut

Ketika aku sampai rumah

Hehe

 

Untuk calon istriku kelak

Siapapun kamu, kamu, kamu, atau bahkan kamu orang yang kembali dari masa lalu

Kelak kita akan bertemu, bercerita apa saja.

Tak menutup kemungkinan aku menangis sesenggukan di bahumu.

Atau tertawa seharian bersamamu.

Jangan khawatirkan aku jika aku kerja seharian tanpa mengabari mu.

Yang aku ingin hanya peluk hangat saat aku lelah

 

Dan, untuk calon istriku kelak

Sehat selalu, bahagia selalu, ceria selalu.

Jangan melulu bersedih, cintai mamah papah dan saudara mu.

Cintai dan jaga dirimu.

 

Sampai bertemu.

 

 

 

“Kenapa sih kalo pasangan putus, pasti saling ngeblokir social media?”

Tanyamu waktu itu di sore yang kemerahan.

Aku memandang wajahmu yang sedikit menyimpan rasa sedih.

“ya mungin karena benci, terus gak ingin saling mengenal lagi.” jawabku

“tapi, bukan nya silaturahmi itu penting?” sanggahmu

Aku terdiam.

Saat itu aku belum menemui jawaban pasti. Kenapa saling memblokir merupakan jalan pintas.

Beberapa bulan kemudian.

Aku baru selesai mandi.

Rambut masih basah dan wangi sabun juga masih ketara.

Ini sabtu kedua di tahun 2016.

Aku membuka salah satu social media kepunyaanku.

Salah satu notifikasi nya berasal dari kamu, yang menyukai salah satu postingan.

Postingan berlatar belakang coklat mudah yang berisi gambar lonceng, dengan kata kata

“bunyi yang paling kutunggu adalah notifikasi darimu”

Sejenak seperti mengerti, jawaban yang beberapa bulan aku cari.

Sudah tentu, bukan aku notifikasi yang kamu tunggu itu, kita tak saling komunikasi lagi bahkan.

Mungkin pria disana yang sedang kamu tunggu, sama persis ketika kamu menunggu pesan dariku.

Aku tau jawaban nya, kenapa setelah putus, pasangan saling memblokir.

Karena mereka tidak ingin melihat orang yang pernah dicintai mati matian, dibahagiakan oleh orang lain.

Mereka tidak ingin cemburu, cemburu pada hal yang hampa.

Mencemburui siapa? toh mereka tidak ada daya, hanya cemburu sendiri dalam dada.

Jadi aku memutuskan untuk memblokir dirimu.

Panggil aku pengecut, lari dari kenyataan atau apalah.

Juga bukan tak mau lagi silaturahmi, toh beberapa bulan ini

Tak ada niatpun dari diri mu menghubungi.

Jadi aku pikir, setelah aku memblokir dirimu, kamu lebih leluasa.

Tidak terasa terawasi.

Dan semoga kamu bahagia.

Bahagia selalu.

 

 

Hey Too

Halo.  Embun

Sekarang pukul setengah 4 dini hari.

Aku baru saja selesai merampungkan revisi.

Mataku sudah berat.

Kantuk mulai meraja mata.

Aku sudah merebahkan badan, dan siap untuk terlelap.

Tapi, kamu datang lagi.

Kenangan ini tiba kembali.

Sudah lama kita berpisah.

Tapi hingga kini, ingatan saat kita bersama.

Masih segar terasa.

Senyum tulusmu.

Peluk hangatmu

Perhatian dan kasih sayang mu.

Aku rindu.

Tapi aku tau, kamu tidak terlalu peduli.

Kamu mungkin melupakan itu semua.

Tidak apa-apa Embun.

Asalkan kamu sehat, bahagia selalu, dan tidak cengeng lagi.

Aku turut senang.

Terimakasih Embun, aku akan selalu mengingat nama itu.

Aku tidur dulu.

 

 

Sampai bertemu lagi.

 

heyy

Putus Cinta

Jika kalian bertanya
Apa yang lebih destruktif untuk raga
Daripada rokok, vodka, atau psikotoprika
Putus cinta tentu saja jawabnya
Putus cinta membuat manusia yang bahagia
Menjadi murung bermuram durja
Putus cinta membuat hari yang bewarna
Menjadi hitam, gelap, dan semenjana
Putus cinta
Membuat setiap insan saban hari
Meringis sakit di dalam hati
Putus cinta
Membuat pemuda yang kuat mentalnya
Sekejap menjadi pesakitan narapidana
Putus cinta
Membuat rokok, vodka, dan psikotropika
Menjadi teman sementara
Untuk menghilangkan lubang di hati
Yang sudah hancur tak berbentuk lagi
Tapi terkadang putus cinta
Juga menyadarkan setiap jiwa
Untuk bangkit tanpa harus berlama lama
Membungkuk memegang dada
Untuk lebih berhati berhati
Jika nanti kembali merapihkan hati
Sejenak silahkan berlama lama
Menunduk meratapi
Sakitnya hati
Tapi setelah itu
Silahkan berbahagia
Karena kita pantas untuk kembali ceria
Tapi jangan lupakan
Kalau kita pernah putus cinta
Agar tidak jatuh lagi
Ke neraka yang sama.

Tragis

Nona
Pagi ini aku akan menemui mu.
Aku rindu senyum mu itu.
Pagi sekali aku sudah bersih diri.
Harum parfum menyerbu badanku.
Tak lupa kepersiapkan kuda besi.
Yang selama ini setia menemani menemuimu.
Ketika rindu itu mulai merasuki.
Aku mematut sebentar di hadapan cermin.
Ah, Aku siap bertemu dengan mu, Nona.
Aku mencium tangan mamak.
Mau kemana kamu anak muda? Tanya mamak ku.
Aku mau bertemu gadis yang selalu mebuatku jatuh cinta
Sejatuh jatuhnya, mamak. Jawabku.
Bah, kamu mau ke Nona itu rupanya, yasudah
Hati hati dijalan, nak.
Baik, Mak.
Entah kenapa pagi itu, aku merasa itu tuah terakhir Mamak.
Lekas ku kendarai kuda besi itu.
Meliuk liuk di jalanan pagi yang penuh orang sibuk.
Aku memacu kuda besi ku dengan kencang.
Melesat bak peluru di antara ribuan kuda besi lain nya.
Sampai kendaraan besar itu tiba tiba sudah di depan ku.
Kecepatan nya lumayan untuk meremukan badan ku.
Menghindar pun rasanya percuma.
Braaaaakkkkkkkkk !!!!!!
Kendaraan besar itu menghantam ku dengan keras.
Aku terpental jauh dari kuda besi ku yang tergeletak.
Tak berdaya
Aku mendarat dengan keras di aspal tak bertuan.
Diiringi teriakan histeris orang orang sibuk yang datang bertubi tubi.
Perlahan cairan kental bewarna menutupi pandanganku.
Dadaku terasa sesak.
Napasku tersengal.
Lengkingan panik klakson menyalak dimana mana.
Deretan sepatu, sandal, hingga kaki manusia.
Menyemut mengerubuti ku.
Ahhh kepalaku terasa berat, pandangan ku buyar.
Dadaku semakin sesak.
Aku rasa jantungku semakin pelan berdenyut.
Tubuhku semakin dingin.
Apa ini kematian?
Nona? Sekelebat bayangmu mengisi benak ku.
Disaat seperti ini, otak ku menghadirkan semua ingatan.
Tentangmu.
Aku bisa mengingat saat aku menyatakan cinta padamu.
Aku bisa mengingat ketika engkau memeluk ku dengan erat.
Aku bisa mengingat senyum mu itu yang mampu menghadirkan
Pelangi pada setiap hariku
Maaf Nona rasanya aku ingkar.
Aku tidak bisa menemuimu lagi.
Aku kini sudah tidak bisa merasakan kaki ku, lalu pinggang hingga dadaku
Sampai kerongkongan ku terasa kaku.
Maaf Nona, maafkan aku yg tidak bisa menepati janji untuk bersua dengan mu
Mamak maafkan aku yang juga tidak bisa menepati janji, untuk berhati hati.
Perlahan mataku terasa berat, cairan kental yang sedari tadi keluar dari kepala.
Kini sudah mulai membasahi aspal, menjadi hangat, amis.
Orang orang sibuk itu mulai mengangkatku.
Aku tak peduli lagi.
Aku hanya ingin tidur.
Untuk selamanya.
Pada akhirnya, Engkau yang harus aku temui.
Tuhan

Kepada Perempuan Yang Menunggu di Ujung Senja

Rindu.
Aku rindu padamu
Seperti siang yang merindukan senja
Panas dan menggelora
Tapi tak sampai membakar hati
Karena aku tahu
Rindumu padaku juga sama kadarnya
Bersabarlah
Karena siang ini tak berlangsung lama
Memang terik dan menyengat
Wajah wajah lusuh juga menampakan dirinya
Kepada perempuan yang menunggu di ujung senja
Yang menunggu malam dengan anggun
Bersabarlah
153 jam tak akan berlangsung lama
Senja demi senja juga akan berguguran selayaknya
Dan diujung siang nanti.
Ketika jam sudah berputar ratusan
Ketika rindumu sudah membuat gusar
Aku akan datang padamu
Membawa ketenangan, keteduhan, kenyamanan.

Aku, malam.

Jalanan – Jalanan

Langit senja mulai mengatup

Rona merahnya sudah mulai meredup

Indah dan anggun selalu

Keadaan langit di penghujung senja

Beda cerita dengan kondisi jalanan

Di saat yang sama

Lautan lentera kendaraan mulai meraja

Lengkingan klakson menyalak dimana – mana

Sekejap jalanan di penuhi

Kendaraan berpenumpang tak sabaran

Ingin cepat pulang

Rebahkan badan

Lampu merah, kuning, hijau tampak tak berdaya

Priit.. Priiiit… Priiiiitttt

Polisi lalu lintas pun sudah menjadi wasit

Mengatur kendaraan yang sudah tak kenal aturan

Debu, dan kepulan asap kendaraan.

Memperparah kondisi jalan

Menciptakan emosi

Bagi pengendara yang tak sabaran

“Woyyyy anjingg !! Jalan Lu!! “

“ Lu buta? Ini lagi lampu merah anjingg !!”

“Cepet jalan !! Anak istri gua nunggu dirumah!! “

“ Emang lu doang yang punya anak istri?”

Polisi lalu lintas pun jengah

Kondisi jalanan yang parah

Semakin buruk ditambah pengendara sampah

Polisi lalu lintas menghampiri kedua pengendara

“Heee bodat! Macamana pula kau kelahi di tengah jalan? Sudah lampuu hijau itu . Kendaraan kalian menutupi jalanan. Jalan sana goblog ! “

Pengendara yang sedari tadi emosi

Langsung membetot gas

Pergi, meninggalkan polisi lalu lintas yang mukanya sudah merah padam

Jalanan tetap ramai. Kendaraan tetap menyemut

Dan polisi lalu lintas kembali jadi wasit

Jalanan tetap ramai. Bersama malam yang semakin berkuasa

Jalanan tetap ramai.

Oleh kendaraan berpenumpang

Rindu rebahan.

 

 

Engkau

Engkau

Memelukku dengan erat

“aku tak mau kehilangan mu” katamu

Aku tak lantas menjawab keluhan mu itu

Aku melihat sekeliling.

Hijau nya rerumputan.

Sinar matahari sore yg menusuk diantara rimbun nya pohon

Dua buah ayunan yg diam tak bergerak.

Dan dirimu yg sedari tadi sendu.

Terisak.

Aku menyeka air matamu yg tidak habis habis mengalir itu

“Aaa- Apakah kau masih menyayangi serta mencintai ku setelah… setelah semua yg aku perbuat padamu?” Katamu sembari sesenggukan

Aku melihatmu

Menatap matamu yg sendu itu.

Iris matamu yg bewarna kecoklatan mengurung hitam pupil matamu yg membulat sempurna.

Mataku menatap kedalam bulatan hitam itu.

“Sayang, ingatkah ketika pertama kali aku menggengam dingin tangan mu?” tanyaku

Engkau terdiam

“Sayang, ingatkah engkau pertama kali aku mengelus indah nya rambutmu? “

Engkau masih terdiam

“Sayang, ingatkah engkau pertama kali aku mencium mu ?”

“Sayang ketahuilah, aku laki laki yg mencintai dan menyayangi mu sepenuhnya, perbuatan yg kamu lakukan kemarin itu, jika kau anggap benar, jalani lah. Tapi jika kau pikir kau salah berbuat seperti itu merenunglah.  Keputusan aku untuk memilihmu menjadi pendampingku, tidak pernah aku sesali, baik atau buruknya dirimu akan siap aku hadapi. Jika kamu berbuat salah, pintu maafku akan selalu terbuka. Tuhan pun maha pengampun bukan? Aku akan selalu berada disisimu, sayang. Selama kamu tidak memutuskan untuk meninggalkanku, tak pernah terbesit niat sedikitpun dariku untuk berpaling darimu.”

Kamu melihatku.

Tangisan mu kembali terdengar

Pelan.

Kamu menangis di pundak ku.

“Maafkan aku sayang. Aku menyesal telah menyakiti hatimu, aku menyesal dengan keputusan bodoh ku waktu itu, aku menyesal berniat meninggalkan mu” Katamu

Aku hanya tersenyum.

Tuhan.

Engkau maha mendengar doa hambamu.